Sabtu, 25 November 2017

ETIKA PROFESI AKUNTANSI TUGAS 3

Nama                          : Noer Adhitya Rini
NPM                           : 27214996
Kelas                          : 4EB31
Mata Kuliah               : Etika Profesi Akuntansi
Dosen                         : Evan Indrajaya





PT. ANEKA TAMBANG TBK

Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
1.      Current Ratio
Current ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Perhitungan current ratio berdasarkan data di laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2016 adalah :

 Current Ratio  =  (Aktiva Lancar) / (Hutang Lancar)×100%
     =  (Rp 10.630.221.568.000 ) / (Rp 4.352.313.598.000 )×100%
        = 2,442430061 × 100%
                              = 244,2430061% ≈ 244,24%

Perusahaan dikatakan sehat jika current rationya berada di atas 1 atau diatas 100% artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar, dan untuk kasus pada perusahaan ini dapat dikatakan bahwa perusahaan sehat karena memiliki current ratio diatas 100% yaitu 244,24%.

2.      Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dibagi dengan jumlah hutang lancar. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Perhitungan quick ratio berdasarkan data di laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2016 adalah :

      Quick Ratio  =  (Aktiva Lancar-Persediaan)/(Hutang Lancar)×100%
=  (Rp  10.630.221.568.000 - Rp  1.388.415.530.000 ) / (Rp  4.352.313.598.000) × 100%
=  (Rp  9.241.806.038.000 ) / (Rp  4.352.313.598.000) × 100%
= 2,123423745 × 100%
= 212,3423745% ≈ 212,34%
     
Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1, walaupun rasionya tidak mencapai 100% tetapi mendekati 100% pun sudah dikatakan sehat, karena hasil quick ratio pada perusahaan ini adalah 212,34% maka dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat.

3.      Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Perhitungan cash ratio berdasarkan data di laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2016 adalah :

      Cash Ratio =  (Kas + Setara Kas) / (Hutang Lancar) × 100%
=  (Rp  565.170.000 + Rp 7.622.820.268.000) / (Rp  1.220.778.246.218.000) × 100%
=  (Rp 7.623.385.438.000) / (Rp  4.352.313.598.000) × 100%
= 1,751570806 × 100%
          = 175,1570806 ≈ 175,16% 

Sama seperti quick ratio, angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1, walaupun rasionya tidak mencapai 100% tetapi mendekati 100% pun sudah dikatakan sehat, dari hasil perhitungan menunjukan nilai cash ratio pada perusahaan ini adalah 175,16% maka dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat.

4.      Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)
Rasio ini akan menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih. Perhitungan rasio perputaran kas berdasarkan data di laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2016 adalah :

      Rasio Perputaran Kas =  (Penjualan Bersih) / (Modal Kerja Bersih) × 100%
=  (Rp 9.106.260.754.000) / (Rp  6.277.907.970.000 ) × 100%
= 1,450524729 × 100%
                          = 145,0524729% ≈ 145,05%

Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa rasio perputaran kas pada perusahaan ini adalah sebesar 145,05% dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan baik.

5.      Working Capital to Total Asset Ratio
Rasio ini dapat menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Perhitungan Working Capital to Total Asset Ratio berdasarkan data di laporan keuangan PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2016 adalah:

       =  (Rp  10.630.221.568.000 - Rp  4.352.313.598.000) / (Rp  29.981.535.812.000 )×100%
       =  (Rp  6.277.907.970.000) / (Rp 29.981.535.812.000 )×100%
       = 0,209392474 × 100%
       = 20,93924744% ≈ 20,94%
  
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa Working Capital to Total Asset Ratio pada perusahaan ini adalah sebesar 20,94%.

COC (Cost Of Capital)
Cost of Capital atau biaya modal mempunyai dua makna, tergantung dari sisi investor atau perusahaan. Dari sudut pandang investor cost of capital adalah opportunity cost (biaya pengorbanan) dari dana yang ditanamkan investor pada suatu perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan, cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan.

Pada umumnya komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).
1.      Cost Of Debt (Biaya Hutang)
a)  Biaya Utang Sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi). Biaya hutang yang berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of return) yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi.

Keterangan :
C          = Pembayaran bunga (kupon) tahunan
M         = Nilai nominal (maturitas) atau face value setiap surat obligasi
NVd     = Nilai pasar atau hasil bersih dari penjualan obligasi
n          = Masa jatuh tempo obligasi dalam n tahun
                                 
Perhitungan PT Aneka Tambang Tbk




(Rp 26.547.000.000 + (Rp 3.000.000.000.000 - Rp 2.992.209.000.000)/10) / ((Rp 3.000.000.000.000 + Rp 2.992.209.000.000)/2)
=  (Rp 26.547.000.000+Rp 779.100.000.000) / (Rp5.992.209.000.000 /2)
=  (Rp 805.647.000.000) / (Rp 2.996.104.500.000)
= 0,268898164 ≈ 0,269

b)      Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya utang sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah tingkat pajak marginal.
Rumus:
Ki =  Kd (1 – T)
Keterangan:
Ki    = Biaya utang setelah pajak
Kd    = Biaya utang sebelum pajak
T    = Tarif pajak
           
Perhitungan PT Aneka Tambang Tbk
*dengan asumsi bahwa besarnya pajak adalah 30%
Ki = Kd ( 1 – T )
= 0,269 (1-0,3)
= 0,269 (0,7)
= 0,1883 ≈ 0,188

2.      Biaya Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham preferen yang menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya. Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.

Kp=  Dp / Pn 

Keterangan:
Kp  = Biaya saham preferen
Dp  = Dividen saham preferen
Pn  = Harga bersih pada saat emisi

Perhitungan PT Aneka Tambang Tbk
Pada PT Aneka Tambang Tbk saham preferen hanya dapat dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.


 Kp =  Dp / Pn
      =  (Rp 10.000)/(Rp 100.000)
     = 0,1

3.      Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM), dimana biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas risiko dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham perusahaan).

Rumus:
Ks =  Rf  +  β (Rm – Rf)
Keterangan:
Ks = Biaya laba ditahan
Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko
β   = beta, pengukuran sistematis saham
Rm= Tingkat pengembalian saham

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan CAPM adalah sebagai berikut:
1)      Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf  yang merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau surat hutang pemerintah.
2)      Return Pasar ( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun. Rumus:
Keterangan:
Rm    = Tingkat pengembalian yang diharapkan pasar
IHSG t          = Harga penutupan IHSG akhir hari transaksi bulan ini
IHSG t-1       = Harga penutupan IHSG akhir bulan lalu
3)      Resiko Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan regresi. Rumus:
  
Keterangan:
X = Tingkat keuntungan portofolio pasar (indeks pasar)
Y = Tingkat keuntungan saham

Perhitungan :
Diketahui :
Rf = 5,69900%
      Rmt = (IHSGt - IHSG(t-1)) / IHSG(t-1)
=(5.296,710- 5.148,910) / 5.148,910
= 0,0287051045755316 ≈ 0,028
Nilai β diasumsikan sama dengan 1

Maka :
Ks =  Rf  +  β (Rm – Rf)
= 569,9 + 1 ( 0,028 – 569,9 )
= 569,9 + (-569,62)
= 0,18

4.      Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Dalam praktek pembiayaan atau pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan.

Rumus:
WACC = Wd . kd (1 – T) + Ws. Ks

Keterangan:
WACC     = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd           = Proporsi hutang dalam struktur modal
Kd            = Biaya hutang (cost of debt)
Ws            = Proporsi saham biasa dalam struktur modal
Ks             = Tingkat pengembalian yang diinginkan investor

Perhitungan PT Aneka Tambang Tbk
WACC = Wd . Kd (1 – T) + Ws. Ks
= 0,6287 x 0,188 + 0,130 x 0,18
= 0,1181956 + 0,0234
= 0,1415956 ≈ 0,141



















Lampiran :
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi










Referensi :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Welcome to My Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang