1. Pendahuluan
a.
Latar
Belakang
Nilai
tukar rupiah terhadap dolar pada bulan Desember 2014 melemah, tidak hanya
sekali ini saja nilai tukar rupiah melemah namun sudah pernah terjadi beberapa
sebelumnya. Nilai tukar rupiah selalu mengalami pasang surut yang disebabkan
oleh berbagai faktor.
Melemahnya nilai tukar rupiah ini tentu akan berdampak bagi berbagai
sektor perekonomian di indonesia. Apalagi bagi sektor-sektor perekonomian yang
menyangkut kegiatan ekspor-impor pasti akan sangat mengalami dampak tersebut
karena kurs dollar digunakan sebagai perhitungan harga.
b.
Rumusan
Masalah
1.
Penyebab
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar pada desember 2014 ?
2.
Apa
dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah?
c.
Tujuan
Menjelaskan faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar dan dampak yang ditimbulkan.
2. Isi
Pada Desember 2014 ini dikabarkan nilai tukar rupiah
melemah. Banyak Faktor yang dapat menjadi penyebab melemahnya nilai tukar uang
di suatu negara diantaranya :
1.
Perbedaan
tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat
nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi.
Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami
depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
2.
Perbedaan
tingkat suku bunga antara 2 negara
Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa
mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi
akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor
domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun
jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan
suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka
akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
3.
Neraca
perdagangan
Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut
membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan
pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara
tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang
menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya
melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang
negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
4.
Hutang
publik (Public debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai
proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit
maka public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya
inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau
mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara
tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt
yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara
tersebut.
5.
Ratio
harga ekspor dan harga impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai
tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan
jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga
meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari
harga ekspor.
6.
Kestabilan
politik dan ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang
bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak
stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan
politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.
Sedangkan faktor penyebab nilai tukar rupiah dengan
dollar yang melemah saat ini menurut pengamat pasar valas Farial Anwar yang
dilansir dari detikFinance disebabkan oleh beberapa faktor, dari faktor global
ada kekhawatiran Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed akan segera
menaikkan suku bunga yang menyebabkan sejumlah investor ambil ancang-ancang
untuk keluar dari pasar Indonesia.
Sementara faktor dari dalam negeri, permintaan valas
saat ini masih tinggi. Baik untuk pembayaran utang jatuh tempo atau mengimpor
berbagai kebutuhan seperti minyak, pagan dan sebagainya. Selain itu eksportir
masih enggan menaruh dana di perbankan dalam negeri karena belum adanya
instrumen yang memadai. Akibatnya, masih banyak eksportir yang memasukkan
devisa hasil ekspor di bank-bank luar negeri.
Merosotnya nilai tukar rupiah
mencerminkan permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya
peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing
sebagai alat pembayaran internasional. Dampak yang akan terjadi adalah
meningkatnya biaya impor bahan bahan baku, sehingga membebankan para pengusaha
yang mendistribusikan barang dagangannya hingga ke luar negeri.
3. Penutup
a.
Kesimpulan
Melemahnya nilai tukar rupiah tidak dapat
dihindari namun dapat diatasi. Sebagai masyarakat kita tidak bisa berbuat
banyak, kita hanya dapat begantung pada keputusan apa yang akan diambil
pemerintah untuk memecahkan masalah tersebut. Semoga hal ini cepet diatasi agar
dapat mengembalikan perekonomian indonesia menjadi normal seperti sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar